contoh iklan header
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

Kantin TENDA THE-5 Dirjen LPE & Kantin BPLHD

banner

KANTIN KEJUJURAN ala KANTORAN Favorit Expatriat

Elly Suparmi bersama pelanggannya para expatriates
Cassablanca, Kuningan - kelanakuliner.co.cc
Bagaimana menurut Anda bila belanja di satu tempat dan pembayarannya Anda tidak mendapatkan slip pembayaran atau nota bon? Sepertinya kita teringat kembali dengan masa-masa sekolah dulu, dimana kita makan dengan ambil sana comot sini, pembayaran tinggal nyebut bakwan makan 5, es teh manis 1.

Biasanya sang pemilik kantin, umumnya ibu-ibu akan menghitung dengan cepat tanpa curiga dan bilang "Lima ribu...!" Padahal mungkin saja kita makannya bakwan lebih dari lima... Hehehehe, itulah masa di sekolah dulu.


Kini hal itu masih ada di beberapa sekolah terutama SD dan SMP dan biasa disebut dengan Kantin Kejujuran, seperti yang sedang marak ada di Kota Bekasi.

Tapi bagaimana kalau kantin kejujuran itu adanya di tengah kota metropolitan seperti Jakarta. Apalagi di sebuah perkantoran yang terletak di lingkungan gedung perkantoran cukup mewah. Sekalipun di sebuah perkantoran pemerintahan, namun biasanya sistem belanja atau makan dengan cara alacarte maupun prasmanan pasti menggunakan sistem pembayaran di kasir yang harus dibayar di muka sebelum menikmati hidangan. Ada satu kantin yang bukan saja menerapkan sistem makan bebas dan bayar dengan jujur berapa semua yang dimakan tanpa nota atau slip pemesanan. Kantin itu adalah Kantin The-5 di gedung Dirjen LPE dan Kantin BPLHD.

Kelanakuliner berhasil menemui sang pemilik, Elly, wanita kelahiran Jakarta, 17 Juli ini menuturkan bahwa semenjak dia membuka usaha kantin di gedung Dirjen LPE (Listrik dan Pemberdayaan Energi) bersama suaminya sesaat setelah dia mencoba membuka warung makan di dekat rumahnya. Setelah seorang koleganya mencicipi menu masakannya, sang teman itu menawarkannya untuk membuka kantin di kantornya. Kebetulan sekali kantin di kantornya sudah aktif lagi.

Siapa sangka bila ternyata yang dimaksud dengan kantin di kantor instansi pemerintah tersebut ternyata adalah gudang sekaligus ruang parkir kendaraan kantor. Elly dan suaminya, Suyanto akhirnya membabat alas bekas gudang dan parkir itu menjadi ruang kantin yang layak pakai. Mulai dengan modal duapuluh lima juta untuk membeli peralatan dapur dan kantin, mereka pun memulai usaha kantin ala kadarnya dengan menu nasi rames dan lain-lain di tahun 2005.

Rupanya untung tak langsung bisa diraih. Selama setahun penuh, Ellya dan suami mengalami kerugian yang tak sedikit, Namun sang suami, yang pensiunan karyawan swasta di perusahaan Amerika pada tahun 2004 ini tetap meminta Elly bertahan dan terus mendorongnya melanjutkan usaha kantin mereka. Dan akhirnya usaha kantin ini pun mulai kelihatan buah hasilnya. Hal ini disebabkan bukan saja kerja keras dan ketekunan namun karena faktor harga yang sangat menentukan. Kini di antara beberapa kantin yang ada di dekat mereka, hanya kantin milik merekalah yang paling murah setiap harga sajiannya. Tapi yang lebih unik dari cara berdagang pasangan suami istri yang telah beranak 4 ini adalah konsep kantin kejujuran. Mulai dari pelanggan yang dibiarkan bebas mengambil makanannya sendiri dan membayar apa yang mereka makan tanpa dicatat hingga sistem pelaporan keuangan para pegawainya yang kini telah berjumlah 8 orang itu. Tidak ada satupun yang menggunakan catatan mesin hitung modern, semuanya hanya berdasarkan saling percaya dan kejujuran. Suatu model berdagang yang luar biasa di tengah budaya modern yang kadang penuh dengan intrik seperti di Jakarta sekarang ini.

Ketika ditanya tentang nama kantinnya yang unik The - 5, sang wanita berjilbab yang kini anaknya telah duduk di bangku kuliah ini menyatakan, "Nama The-5 (baca = De-Lima) datangnya dari seorang teman sekolah, Budi Setiawan, di SMA 44 yang pada saat itu sedang berkunjung ke rumah untuk mengadakan acara reunian sekolah. Budi hendak mendirikan sebuah event-organizer yang membutuhkan orang-orang yang dia kenal terutama dari teman-teman sekolahnya dan kebetulan berjumlah 5 orang."

Dari nama event organizer inilah, Elly melihat The-5 cukup bagus untuk nama kantinnya. Satu kebetulan, dirinya dengan suami tinggal di jalan Delima, Perumnas Klender. Maka jadilah The-5 sebagai nama kantinnya.

KANTIN MURAH YANG JUAL SINGKONG FLA FAVORIT PELANGGAN PEREMPUAN

Lalu apa sih sajian unik serta unggulan yang ada di kantin The-5? Kalau bisa direkomendasi sepertinya kelanakuliner memilih Sop Kimlo dan Sop Iga khas ala Kantin The-5 (semula terbaca kantin THE'S saat kelana kuliner pertama melihat tulisan di kaca etalase makanannya). Sedangkan untuk makanan ringannya salah satunya adalah Singkong Fla (ada yang menyebutnya Singkong Thailand). Sepertinya bisa direkomendasi sebagai camilan (apetizer) pilihan kelanakuliner, karena sajian ini termasuk yang paling diminati para pelanggannya terutama para wanita.

"Meskipun begitu, ada juga bapak-bapak yang memesan Singkong Fla ini," papar Elly. Dengan hanya merogoh Rp 5.000,- kita bisa menikmati dua potong singkong rebus yang disiram dengan fla susu. Hmmm masalah rasa, silakan Anda coba sendiri di kedua kantin di atas.

"Untuk Sop Iga Sapi kami, sepertinya masih yang paling murah dibandingkan dengan harga sajian sejenis yang ada di sekitar perkantoran ini," imbuh Elly dan diiyakan oleh suaminya. Hanya dengan Rp 15.000,- kita bisa mendapatkan seporsi Sop Iga dan nasi. Bila ditambah dengan es jeruk, maka paling mahal hanya Rp 20.000,- Kalau sudah begini siapa yang bisa bantah bahwa kantin ini paling murah serta paling laku dibandingkan dengan yang lainnya.

Bagaimana dengan Sop Kimlonya (sebagian orang ada yang menyebutnya Sop Timlo). Sajian khas Jawa Tengah yang terdiri sayur-sayuran, udang dan jamur serta potongan tahu berkuah sop ini, termasuk sajian sedap dan nikmat disantap saat panas bersama nasi putih.

"Biar begitu," jelas Yanto, lelaki kelahiran 10 September ini, "Menu yang kami sajikan selalu diputar agar para pelanggan tidak bosan". Hal iini dimungkinkan karena kebanyakan dari para pelanggannya adalah karyawan di sekitar kantor. Jadi tidaklah aneh bila Anda berkunjung ke kantin ini, sering sekali dikunjungi ekspatriat atau konsultan asing yang bekerja di instansi pemerintah. Rupanya menu yang disajikan kantin ini terutama yang berlokasi di Dirjen LPE pas dengan selera barat mereka. Para ekspatriat yang biasanya datang dari Itali, Australia, Inggris bahkan dari Jepang pun sangat menyukai makan siang di kantin The-5. Beberapa dari mereka sempat kelanakuliner tanyakan tentang makan siang mereka di kantin ini. Namun karena makan siang mereka yang juga sekaligus dijadikan kesempatan sesama ekspatriat dari berbagai negara itu, mereka hanya bisa berkomentar dengan mengacungkan jempol tanda mereka sangat menikmati menu sajian dan tampaknya tak mau diganggu beragam pertanyaan sambil menolak sopan dengan senyum ramah. Sang pemilik kantin, ibu Elly pun menyempatkan diri berfoto bersama para konsultan asing ini. Cepret...! (Lumayan marketing promo dari endorser ekspatriat pencinta kuliner Indonesia) Hmmmm.... Pantas saja mereka suka, menu Sup iga dan Sup Kimlo serta Ayam Gorengnya paling sering jadi pilihan favorit mereka. Hebat juga bukan? Menu Indonesia disukai oleh orang asing dari sebuah kantin sederhana saja.

Dari semua petualangan kelanakulner kali ini, mungkin cuma di Kantin The-5 dan Kantin BPLHD yang tidak perlu melihat daftar menu dari harganya terlebih dahulu. Karena di samping semua pengunjung bebas memilih sendiri dan mengambil makannya, harga mahal tak ada kamusnya bagi kantin yang telah berusia 5 tahun lebih ini. Anda mau coba? Sila hubungi ibu Elly di nomor 08129971333. Ibu Elly juga bisa menerima pesanan resepsi sederhana, arisan, acara pengajian ibu-ibu atau pesta syukuran sederhana. Soal harga, berani diadu!

Sidik Rizal - dobeldobel.co.cc

Post a Comment

Silakan pos kan komentar Anda yang sopan dan harap tidak melakukan pelecehan apalagi yang berkaitan dengan SARA.
Terima kasih.
Wassalam
Redaktur bksOL

Previous Post Next Post
banner