contoh iklan header
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

Peluang Usaha Bakmi Jawa

banner
bekasi-online.com, Kamis 28 Januari 2024, 01:15 WIB

Selain bisa menjadi obat kangen kampung halaman, ternyata bakmi jawa juga mendatangkan peluang bisnis. Bila Anda tertarik, ada beberapa tawaran kemitraan usaha bakmi dengan rasa khas ini. Tetap cermati baik-baik tawaran mereka.

Anda yang berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta pasti sudah akrab dengan bakmi jawa. Di kedua wilayah tersebut, hidangan ini begitu melegenda. Beda dengan hidangan berbahan mi lain, bakmi jawa memiliki citarasa khas kampung halaman, khususnya rasa bakmi godok alias bakmi rebus.

Rasa bakmi jawa terasa istimewa lantaran hidangan dilengkapi telur bebek plus suwiran daging ayam kampung.

Apalagi, kebanyakan peracik bakmi jawa masih memakai arang sebagai bahan bakar, sehingga aroma nya menggugah selera.

Tak heran kalau banyak yang kepincut dengan menu ini. Konon mendiang Presiden Soeharto merupakan salah satu penggemar berat bakmi jawa.

Yogyakarta merupakan gudangnya penjual mi jawa. Di Kota Pelajar ini bertebaran warung bakmi jawa. Lantaran identik dengan Yogyakarta, umumnya para penjual bakmi jawa memakai embel-embel Yogya sebagai merek dagang ketika hidangan ini bermigrasi ke berbagai kota.

Nah, kalau Anda berminat juga menjadikan masakan khas kampung ini sebagai tambang uang, ada beberapa tawaran kemitraan yang bisa Anda pertimbangkan.


Memang, sih, Anda harus keluar uang cukup besar untuk membeli kemitraan. Tapi keuntungannya Anda tak susah-susah menyediakan perlengkapan dan bahan baku lantaran sudah disiapkan pemilik kemitraan.

Selain itu Anda juga akan mendapat pelatihan cara mengelola bisnis ini.

Namun yang penting Anda perhatikan adalah soal citarasa bakmi jawa yang bakal Anda jual. Ini penting karena kalau produk yang Anda jual tidak memuaskan pelanggan, mereka tidak bakal kembali.

Nah, sekadar gambaran, berikut tawaran waralaba bakmi jawa khas Yogyakarta.

BAKMIE DJOWO MBOKDE MULYO
Lokasi di Pulogebang Cakung, Jakarta Timur, seperti liputan berikut ini: sumber http://waralabawaralaba.blogspot.co.id

Bakmi Jawa Yogya Mbah Tarmo
Memulai usaha sejak 2008, Dwi Sriyanto mengembangkan bisnis bakmi khas Yogyakarta bermerek Bakmi Jawa Yogya Mbah Tarmo. Dwi bercerita, gerai bakmi jawa miliknya yang pertama berdiri di Surabaya, Jawa Timur.

“Baru pada akhir tahun 2009 kami menawarkan skema kemitraan,” ujar dia.

Lewat strategi ini, gerai Bakmi Mbah Tarmo berkembang cukup pesat. Dari tujuh cabang Bakmi Jawa Mbah Tarmo, lima di antaranya merupakan gerai milik mitra usaha Dwi.

Mereka berlokasi di Bekasi, Solo, Sidoarjo, Samarinda, dan Ambon. “Dalam waktu dekat akan ada lagi mitra baru yang buka cabang di Semarang,” kata cucu Mbah Tarmo ini.

Dwi mengklaim, bisnisnya berkembang karena kemitraan ini tidak memungut royalti fee atau beban biaya lain. “Tapi mitra wajib membeli bahan baku dari kami,” ucap dia.

Selain mi nyemek (godok), Dwi juga menyediakan menu lain seperti mi goreng, bihun goreng, bihun nyemek, dan nasi goreng. Bakmi Jawa Mbah Tarmo mematok harga Rp 8.000-Rp. 8.500 per porsi.

Bakmi Mbah Tarmo menawarkan empat paket kemitraan selama lima tahun. Dalam setiap paket tersedia peralatan dan perlengkapan yang berbeda, baik dari segi item maupun jumlah.

Prinsipnya, semakin mahal paket yang dipilih, peralatan yang dikirim juga semakin komplit.

Tawaran paket pertama adalah tipe gerobak tenda dengan nilai investasi Rp 20 juta. Fasilitas untuk paket ini berupa gerobak, tenda, meja, kursi, banner, piring makan, dan perlengkapan lainnya.

Jika memilih paket ini, mitra harus menyiapkan lokasi usaha seluas 12 meter persegi. Hitungan Dwi, mitra yang mengambil paket ini bisa balik modal setelah enam bulan sejak usaha berjalan. Itu dengan asumsi mitra bisa menjual sekitar 50 porsi bakmi per hari.

Dengan penjualan sebanyak itu, mitra bisa meraup omzet kotor sekitar Rp 425.000 per hari atau Rp 12,7 juta per bulan. “Bersih yang diterima mitra sekitar 30% dari omzet,” ujar Dwi.

Paket berikutnya adalah tipe food court. Tarif paket ini mencapai Rp 30 juta. Dalam paket ini, mitra harus menyiapkan lokasi usaha minimal 9 m² - 15 m².

Tambahan perlengkapan yang mitra peroleh antara lain kulkas dan kompor gas. Dwi meramal, mitra bisa balik modal dalam waktu delapan bulan. Dengan asumsi, si mitra mengantongi omzet Rp 500.000 per hari.

Ada pun paket konter bakmi dalam ruangan membutuhkan investasi dari mitra senilai Rp 40 juta. Lokasi usaha minimal 20 m² - 40 m².

Dalam paket ini, mitra diperkirakan bisa balik modal dalam waktu 10 bulan, dengan asumsi omzet per hari mencapai 700.000.

Sedangkan paket mini resto mengharuskan Anda menyetor duit sebesar Rp 60 juta. Lokasi usahanya minimal 40 m² - 80 m².

Mitra bisa balik modal dalam waktu 12 bulan dengan omzet Rp 800.000 per hari. Untuk dua paket itu, mitra mendapat perlengkapan usaha yang lebih komplet lagi, seperti jumlah kursi dan meja yang lebih banyak, kulkas, freezer, dan perlengkapan lain.

Bakmi Jawa Gunung Kidul
Anda juga bisa melirik tawaran kemitraan dari Bakmi Jawa Gunung Kidul. Selain berlaku selamanya, kemitraan ini juga tidak mengutip royalty fee maupun beban biaya lain.

Gerai bakmi ini sudah berdiri sejak 15 tahun silam. “Saat pertama kali buka kami langsung menawarkan kemitraan,” ujar Kosasih, pemilik Bakmi Jawa Gunung Kidul.

Jumlah mitra usaha Bakmi Gunung Kidul pernah mencapai 24 gerai, tapi kini tinggal tersisa empat mitra. “Selama ini kami kurang fokus, sibuk mengurus bisnis lain,” ujar Kosasih.

Nah, tahun ini Kosasih akan fokus lagi mengembangkan konsep kemitraan bakminya. Ia pun mulai memperbarui standar kemitraan.

Misalnya, tidak lagi memungut royalti fee 10%, seperti pernah ia terapkan pada mitra-mitra terdahulu. Untuk menjadi mitra Bakmi Jawa Gunung Kidul, Anda harus menyiapkan duit Rp 48 juta.

Dari setoran modal sebesar itu, Rp 10 juta akan kembali dalam bentuk perlengkapan, seperti gerobak, meja, kursi, piring, gelas, sendok, wajan, pisau, dan termos nasi.

Sedangkan Rp 8 juta untuk biaya membeli mesin pembuatan mi. Sisanya dipakai biaya pelatihan karyawan, bahan baku awal, pendampingan usaha, dan joining fee.

Menu di Bakmi Gunung Kidul cukup bervariasi. Di antaranya ada bakmi goreng, bakmi rebus, nasi goreng sewiwi (sayap), bakmi sewiwi, bakmi brutu, dan nasi goreng brutu. Harga per porsi antara Rp 13.000 - Rp 17.000.

Dalam hitung-hitungan Kosasih, mitra usaha bisa balik modal dalam waktu tiga bulan. Syaratnya, sang mitra bisa mengantongi omzet Rp 45 juta per bulan.

Laba bersih yang bisa dibawa pulang sekitar 40% dari omzet. “Lokasi usaha harus strategis,” ujar Kosasih.

Bakmi Jawa Pak Man
Selain pola kemitraan, Anda bisa memilih skema waralaba. Adalah Murlidi yang menawarkan waralaba Bakmi Jawa Pak Man. Murlidi merintis usaha ini sejak 1987 di Yogyakarta, namun baru pada 2005 ia mulai menawarkan waralaba.

Hingga kini, Bakmi Jawa Pak Man sudah memiliki empat mitra yang tersebar di Yogyakarta, Cirebon, Magelang, dan Madiun. “Dalam waktu dekat akan ada mitra yang membuka gerai di Wonosobo,” kata Murlidi.

Bakmi Jawa Pak Man menawarkan waralaba untuk jangka waktu empat tahun. Modal yang dibutuhkan untuk menjadi terwaralaba hanya Rp 15 juta. Berbekal uang sebesar itu, mitra mendapatkan pelatihan karyawan dan bahan baku awal untuk pelatihan.

Di luar itu, ada juga fasilitas peralatan masak seperti anglo dan wajan. Peralatan yang diberikan memang masih minim. Makanya, terwaralaba harus menyiapkan sendiri perlengkapan lain seperti meja, kursi, dan kulkas. Selain itu, terwaralaba juga harus menyiapkan lokasi usaha sendiri.

Menurut Murlidi, lokasi usaha harus dekat area bisnis atau wilayah lain yang strategis. Paling tidak berada di jalan raya, ruko, dan pertokoan.

Setelah usaha berjalan, Murlidi akan memungut royalty fee 3% dari total omzet. Biaya ini disetor setiap bulan. Terwaralaba juga wajib membeli bumbu dari dari Bakmi Jawa Pak Man.

Harga bumbu hanya Rp 49.000 per kilogram. Bumbu sebanyak itu bisa dipakai untuk 60 porsi lebih,€ kata Murlidi.

Menu Bakmi Jawa Pak Man terdiri dari bakmi rebus, bakmi goreng, dan bakmi nyemek. Murlidi membanderol menu tersebut Rp 10.000 per porsi. Dengan harga jual sebesar itu, terwaralaba bakal mencapai titik impas setelah usaha berjalan empat bulan. Itu dengan asumsi omzet terwaralaba Rp 30 juta per bulan.

Dari omzet sebanyak itu, terwaralaba bakal mendapat laba kotor 30% per bulan. Tapi, ingat, dari laba itu masih harus dipotong royalti 3%.

Post a Comment

Silakan pos kan komentar Anda yang sopan dan harap tidak melakukan pelecehan apalagi yang berkaitan dengan SARA.
Terima kasih.
Wassalam
Redaktur bksOL

Previous Post Next Post
banner